Ikutan kursus
Alhamdulillah masih diberikan kelelahan di setiap malam. Yang aku bisa artikan aku tiap hari diberikan begitu banyak energi untuk melewatinya tiap hari. Kali ini aku mau share sesuatu, kali ini tentang ikutan kursus. Ya, kursus atau bisa disebut program sertifikasi. Yang ku ikutin sekarang yaitu sertifikasi CHRP (certified human resource professional) di atmajaya jakarta batch 25.
Udah 3 tahun ini aku nyemplung pekerjaan di sdm khususnya di bidang knowledge management. Bidang ini sebenernya bukan background ku, karena aku lulusan informatika. Yang dulunya ngurusin benda mati, sekarang ngurusin manusia. 🙂 . Tapi alhamdulillah masih bisa nyambung meski tidak lama turn over dari bidang aslinya. 🙂
Aku bertemu banyak temen2 baru di tempat kursus, selain ilmu2 baru. Kebanyakan yang ikut adalah orang HR dan seumuran. At least aku bisa tahu orang seumuran ku punya wawasan ttg apa aja, jadi aku bisa tahu gap ku seberapa jauh dan butuh berapa lama ngejar ketertinggalan. 🙂
Kursusku ini dibuka malam hampir di setiap hari. Makanya aku jadi kesusahaan mau posting tulisan lagi. Heheh
So the point is:
1. Aku ikutan kursus and it takes a lot of energy.
2. I met new friends from another company. So excited to be that place.
3. I missed 3 days to post some words in my blog. And. I hope i get some excuse from my pals, 🙂
Hope you enjoy. Next, i will share you about my recent job, knowledge management.
Hope you enjoy.
Full day activity.
Ibaratkan sumur yang dipompa terus terusan, hari ini terasa mengeluarkan energi banyak sekali. Ada 4 kegiatan yang harus dikerjakan secara berurutan dan butuh timing yg tepat, baik itu di kaantor maupun di luar. Diawali dengan rapat Knowledge management sampe siang. Banyak sekali peluang untuk mengimprovisasi performance dalam proses. Dilanjutkan dengan makan bakso yang ditraktir teman sdm. Kali ini sohibul bait nya si firman sama mas sahil. Belum turun nih pentol bakos, jam 2 siangan udah siap main futsal. Kali ini ditsdm masuk ke perempat final, setelah mengalahkan spi. Pertandingan futsal pertama kita lawan dit nrk. Hasilnya kita menang. Skor akhir banyak sekali. Sampai lupa. Dilanjutkan main tenis meja, yg sehari kemarin menang lawan niaga. Kali ini lawan bapak dari konstruksi. Di babat habis. Saya kalah 3 set langsung. Setelah main pingpong lanjut lagi main futsal, kali ini lawan direktorat pengadaan. Kita menang 10-7.
nafas udah tinggal separuh, masih dilanjut lagi main tenis meja perebutan juara 3 dan 4. Alhamdulillah kali ini saya menang. Aheyy :-). Dan sisa sisa nafas pun ku bawa ke final pertandingan futsal lawan direktorat keuangan. Sayangnya kita kalah adu pinalti. Hiks.
Tapi gak papa, dengan full day activity, saya dapat all out, ngasih kontribusi terbaik buat tim.
Salut.. Mudah mudahan tetap sehat dan bisa merasakan kenikmatan yang diberikan Allah SWT. Amin.
Bukan Sekedar Olahraga
Sedari kecil aku suka berolahraga. Dimulai dari pemberian raket kayu ayahku waktu aku masih kecil. Waktu itu ayah memberi hadiah setelah rapotan kelas 1 Sd karena aku ranking 2 di kelas. Semenjak itu aku selalu bersemangat main badminton pagi di depan rumah, tentunya sama ayah. Aku diajari gimana mukul cock yang benar.
Waktu beranjak bertambah. Lagi-lagi aku dikenalkan ayah dengan sepakbola di tivi yang masih hitam putih. Aku masih ingat ayah lagi nonton ac milan, klub sepakbola favoritnya. Melihat orang kejar-kejaran rebutan bola, aku jadi suka dan mulai membayangkan gimana cara mainnya. Alhamdulillah ayah langsung belikan bola karet kecil hingga aku bisa nendang dengan benar.
Ya, ayah ku suka banget olahraga, dan aku pun tertular. Ibu ku yang seorang guru, tak kalah mendukung ayah. Beliau membawakan pentungan kasti beserta bolanya, bola takraw, dan bola tenis dari sekolah, khusus buatku. Tentu saja aku sangat girang nggak ketulungan. Langsung aku ajak olahraga semua temen kampung setiap hari di gudang bekas jajahan belanda.
waktu 17 agustusan, kampung mengadakan perlombaan olahraga. Ada olahraga yang menarik lagi bagi saya. Tenis meja namanya. Waktu itu tinggi meja masih setinggi leherku, tetapi aku memaksa ikutan main. Hasilnya bisa di tebak. Bolanya ga bisa nyebrang net. Hehehe 😀
Bagiku secara pribadi, aku tidak bisa hidup tanpa olahraga, its not because of my parent. Manfaatnya banyak sekali yang kurasakan. Berkeringat itu pasti. Badan seger iya. Fisik dan stamina tambah terasa. Tapi ada satu hal penting yang aku rasakan dan itu berasa sampai sekarang. Hal itu adalah belajar All Out. Dalam bahasa indonesia artinya sungguh sungguh.
Bagi saya, all out itu syarat mutlak yang harus dimiliki bagi seseorang ketika dia ingin berolahraga. Apalagi belajar untuk pertama kalinya.
Kita tidak akan bisa memukul cock dengan raket, bila kita tidak sungguh sungguh fokus melihat dan merasakan cock itu meluncur. Kita tidak akan bisa memukul bola kasti dengan pentungan, bila kita tidak fokus membaca arah bola. Dan satu lagi, kita tidak akan bisa menguasai satu cabang olahraga, bila hati kita tidak sungguh sungguh dalam melaksanakan. Karena dalam kesungguhan, saya merasakan ada rasa ikhlas yang mengalir dan rasa tawadhu’ dalam menerima di dalam diri bahwa saya berniat untuk bisa bermain olahraga.
Akhurnya kusadari, bukan hanya manfaat fisik yang saya rasakan, tapi manfaat membangun bagaimana pola kita berpikir, bersifat dan bersikap menghadapi sesuatu hal yang baru.
Bersyukurlah kita yang hidup bahagia dengan olahraga. Ada raga dan jiwa yang sehat di dalamnya. Amin.
Salam olahraga!
🙂